Respon kita pada apa yang terjadi di masa lalu, sangat menetukan seperti apa kita hari ini.
Berawal dari belasan tahun yang lalu, ketika saya duduk
di bangku sekolah dasar. Seorang anak perempuan yang polos, yang hanya bisa
diam dan menyimpan semuanya seorang diri. Saya lupa kelas berapa waktu itu, tapi
kejadian itu membekas sekali dalam hidup saya dan menyebabkan beberapa krisis
pada tahun-tahun berikutnya.
Guru, ia seharusnya termasuk pribadi yang melindungi
anak, sayangnya tidak semuanya demikian. Guru saya, sebut saja Pak X, dia suka
memukul kepala anak-anak dengan buku jika mereka salah. Tidak hanya dengan buku
saja, Pak X juga suka memukul dengan penggaris kayu yang besar. Seringkali
beliau juga menghukum dengan meminta anak-anak berdiri di depan kelas. Hukuman
bagi murid laki-laki biasanya dipukul atau ditampar, hukuman bagi murid
perempuan, terutama mereka yang dianggap beliau cantik, dicium pipinya. Aneh
kan?
Hari itu saya dan teman-teman sedang mengerjakan soal,
seperti biasanya yang dilakukan beliau duduk mendekat murid-murid perempuan
yang disukainya. Hari itu beliau duduk di sebelah saya, mepet-mepet dengan
tubuh saya. Tiba-tiba tangannya menggerayangi tubuh dan bagaian sensitif
perempuan sambil dia membisikkan pada saya bahwa teman saya kemarin juga
diperlakukan seperti itu dan diam saja. Lalu apa yang bisa saya lakukan? Saya
hanya bisa diam, polos, tidak mengerti apa yang terjadi pada diri saya.
Sampai pada saat saya menjadi seorang remaja, tiba-tiba
kejadian itu melintas kembali dipikiran. Saya kemudian merasa jijik dengan diri
sendiri dan berusaha keras mengusir bayangan kejadian itu. Sayangnya, kilasan
kejadian itu tetap seringkali datang. Lalu saya merasa kotor dan bahkan
berpikir saya tidak layak dicintai oleh laki-laki. Saya takut jika ada teman
laki-laki yang menyukai saya dan tahu kejadian ini dia akan merasa jijik dan
tidak menerima saya. Saya pun menutup rapat-rapat kejadian itu hanya untuk diri
saya sendiri, apalagi pada dasarnya saya seorang introvert.
![]() |
Tertunduklah sebentar saja, lalu berdiri tegak selamanya |
Belum sembuh luka karena kejadian itu, kejadian yang
sama terulang lagi ketika mendekati kelulusan SMA. Kali ini bukan oleh guru
tapi oleh sahabat saya sendiri, dia seorang pria juga. Bedanya, saya langsung
protes dan marah dengan dia, dan akhirnya dia minta maaf. Meskipun saya
memaafkan dia tapi tetap saja saya merasa kotor bahkan semakin kotor dan tidak
ada harganya. Lagi-lagi saya menutup kejadian ini rapat-rapat karena takut apa
yang orang lain katakan dan takut orang lain jijik dengan saya.
Jujur saja setelah kejadian itu ada ketakutan dalam hati saya untuk menjalin hubungan dengan laki-laki. Saya juga takut kalau ada laki-laki yang suka dengan saya, tahu tentang semua itu dia akan menjauh dari saya. Bertahun-tahun saya berjuang sendiri dengan tuduhan-tuduhan dari dalam diri saya sendiri bahwa saya kotor, saya tidak berharga, saya tidak layak mendapatkan pasangan yang baik. Bahkan ketika saya sudah mulai aktif pelayanan di gereja pun, hal-hal itu masih sering menghantui hidup saya. Apalagi ketika mandi, kejadian-kejadian itu sering muncul dan membuat saya kadang takut dan jijik melihat tubuh saya sendiri. Terkadang ingin menjerit, kenapa semua itu terjadi pada hidup saya.
Bagaimana saya akhirnya bisa lepas dari semua perasaan-perasaan
itu?
Pertama, saya tidak akan pernah bisa melalui semua itu
dengan kekuatan saya sendiri, bisa jadi saya malah stress dan trauma saya tidak
akan sembuh. Semakin saya merasa tidak berharga, saya semakin mendekat kepada
Tuhan. Di situlah saya tahu, bahwa sekotor apa pun saya, Tuhan menerima saya
apa adanya dan saya berharga buat Dia. Itulah kekuatan terbesar saya untuk
sembuh dari trauma dan bebas dari setiap tuduhan.
![]() |
Keputusanmu untuk bangkit itulah yang membuatmu kuat |
Semuanya semakin beres ketika beberapa tahun kemudian
saya bertemu dengan dua orang teman SD saya. Di situ kami mulai membahas
tentang guru dan sampailah kami pada pembahasan tentang pelecehan yang dilakukan oleh Pak X. Di situ saya mulai
memberanikan diri untuk menceritakan semuanya yang terjadi. Mereka tidak
menganggap saya kotor dan mereka menerima saya apa adanya, tidak seperti
tuduhan-tuduhan yang selama ini saya alami.
Masalah pasangan gimana? Saya percaya jika pasangan itu
dari Tuhan, dia akan menerima saya apa adanya
termasuk masa lalu yang sudah terjadi dalam hidup saya. Semua yang
terjadi itu tidak akan menyakiti saya lagi. What done is done. Saya harus
bangkit dan berhenti mengasihi diri saya sendiri, berhenti untuk bermental
korban sekalipun saya adalah korban.
![]() |
TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi
semua orang yang tertunduk.
Mazmur 145:14
Comments
Post a Comment